Wednesday, March 27, 2013

Tempat seperti apakah salib itu? (5)


9. Salib adalah tempat di mana orang tidak dapat menerima pembiusan

Sebelum seseorang dipaku di atas salib yang demikian menakutkan dan kejam, ia perlu terlebih dahulu melalui proses pembiusan. Sejarah mencatat dan memberitahukan kepada kita bahwa orang yang dipaku di kayu salib tidak akan mati pada hari itu. Melainkan ia harus melewati pergumulan kesakitan selama dua-tiga hari. Ia harus menangis sengsara. Pelan-pelan ia dibiarkan di atas sana sampai mati. Oleh sebab itu, di dalam situasi demikian, orang yang disalib perlu diberi arak. Ia perlu diberi cuka supaya ia tidak beasa sakit. Tetapi di saat Tuhan Yesus dipaku di atas kayu salib, tidak ada orang yang melakukan hal demikian. Sehingga pada saat Dia berkata, “Aku haus!” hanya ada satu orang berbaik hati mengasihi Tuhan. Orang itu mengambil busa yang dicelupkan ke dalam cuka dan menyodorkannya ke mulut Tuhan Yesus. Tetapi Alkitab memberitahukan bahwa Tuhan tidak mau meminumnya. Tuhan hanya mencicipinya sebentar. Mencicipi adalah untuk menjalankan sopan santun di antara manusia. Yesus Kristus tidak minum karena Dia tidak dapat menerima pembiusan. Dia mau tetap berada di dalam keadaan yang masih memiliki kesadaran. Dia mau untuk masih bisa merasakannya dengan tuntas dan jelas. Dia mau untuk mengalami penderitaan demi menanggung dosa umat manusia.
Banyak orang mengira bahwa karena Yesus adalah Tuhan, Dia dapat pura-pura merasa kesakitan padahal sesungguhnya tidak. Mereka mengira bahwa Tuhan Yesus hanya pura-pura mati saja. Tetapi mereka sungguh-sungguh salah. Yesus Kristus datang ke dunia menjadi manusia. Dia perlu menanggung dosa kita di dalam kedagingan. Dengan jelas dan tuntas Kristus menerima semua kemarahan Allah atas dosa di dlaam kedagingan.
Salib adalah suatu tempat yang tidak menerima penghiburan. Tidak menerima perlindungan. Tidak menerima pembiusan. Tidak menerima hasutan. Setelah Yesus Kristus mengalami semuanya, ketika orang banyak melihat dengan seksama, tiba-tiba Dia mengangkat kepala-Nya menghadap ke langit dan mengatakan sebuah kalimat, “Ya Bapa, ampunilah mereka. Sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” (Lukas 23:34). Mereka berdosa tetapi tidak tahu bahwa diri mereka terjebak di tengah dosa. Mereka masih menikmati kesenangan di dalam dosa. Sambil mereka melawan Allah, sambil mereka menikmati kesenangan diri dan mengagumi diri sendiri. Sokrates berkata, “Seseorang berbuat dosa karena dia tidak mengetahuinya. Orang memiliki pengetahuan pasti ia memiliki moral.” Apakah bedanya dengan perkataan Yesus? Seseorang yang berbuat dosa karena tidak tahu apakah boleh mendapat pengampunan? Jika benar demikian maka orang yang tidak tahu itu lebih beruntung dari orang yang tahu. Selain itu ketika Sokrates mengucapkan kalimat itu, dia sedang duduk di kamarnya dengan nyaman. Di saat Yesus Kristus mengucapkan kalimat tersebut, tubuh-Nya sendiri sedang digantung di atas kayu salib menanggung dosa umat manusia. Kristus datang untuk memberitahu kita bahwa manusia harus bertobat supaya dosanya dapat diampuni. Tidak ada dosa yang tidak dapat diampuni. Tetapi dosa yang tidak melalui pertobatan tidak dapat diselesaikan. Kita harus bertobat dengan datang ke hadapan Allah Bapa. Kita sendiri tidak dapat menyelesaikan dosa kita. Yesus Kristus akan berdoa untuk kita dan memancarkan kasih dari Allah.

Khotbah Pdt. Dr. Stephen Tong

No comments:

Post a Comment