Monday, June 10, 2013

Memicu Anugerah Umum: Menjembatani Wahyu Umum kepada Wahyu Khusus - Buletin Pillar

Setelah kau tebas hidung seseorang, percumalah engkau memberinya mawar untuk dihirup.
- Pepatah India Kuno -

Ada satu keunikan theologi Reformed yang membedakannya dengan bentuk-bentuk theologi Protestan lainnya, yakni pengajaran mengenai anugerah umum. Tetapi sering kali orang-orang Reformed sendiri mengabaikan pengajaran ini di dalam prakteknya.
Anugerah umum adalah anugerah Allah kepada seluruh ciptaan-Nya, sekalipun mereka semua telah jatuh ke dalam dosa. Dunia yang telah jatuh layak mendapatkan penghakiman dan penghukuman dari Allah yang adil. Namun demikian, dunia ini masih dipelihara karena panjang sabarnya Allah ketika Ia menunggu umat-Nya untuk kembali kepada-Nya. Karena Bapa surgawi kita ‘menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik, dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar’, tegas Tuhan Yesus (Mat. 5:45).
Pengajaran mengenai anugerah umum ini juga memiliki tempat yang sangat penting di dalam mahakarya Yohanes Calvin, Institutio. Pengajaran ini muncul di bab 2 dari buku pertama sebagai pengantar sebelum membahas pengajaran tentang keselamatan.
“… adalah satu hal untuk memahami Allah Pencipta menopang kita dengan kuasa-Nya, memerintah kita dengan pemeliharaan-Nya, menuntun kita dengan kebaikan-Nya, dan menjenguk kita dengan berbagai macam berkat, dan adalah satu hal yang lain untuk menerima kasih karunia pendamaian yang ditawarkan kepada kita di dalam Kristus. Karena TUHAN pertama kali menyatakan diri-Nya, baik di dalam penciptaan dunia maupun di dalam pengajaran-pengajaran Alkitab yang umum, semata-mata sebagai Pencipta, dan baru setelahnya sebagai Penebus di dalam Kristus. Maka dua sisi pengenalan akan Allah muncul, dan pada saat ini, kita mempertimbangkan dulu jenis pengenalan Allah yang pertama, dan setelahnya baru kita melanjutkan yang kedua, sesuai urutannya.

Karena, sebelum manusia menyadari bahwa mereka berhutang di dalam segala sesuatu terhadap Allah, bahwa mereka dikenyangkan oleh kasih sayang-Nya, dan bahwa Dia adalah sumber dari segala berkat sehingga tidak ada satu hal yang baik pun yang dapat dicari di luar Dia, maka mereka tidak mungkin menyerahkan diri kepada-Nya di dalam ketaatan yang rela; ya, kecuali jika mereka menempatkan sumber kebahagiaan mereka di dalam Dia, mereka tidak akan pernah menyerahkan keseluruhan hidup mereka kepada Dia di dalam kesungguhan dan ketulusan.
(Institutio, bab 2, buku 1)
Yohanes Calvin sedang menjelaskan bahwa bahkan TUHAN, ketika Dia menyatakan diri-Nya kepada umat-Nya, Dia menyatakan diri-Nya terlebih dahulu sebagai Pencipta dan Sumber dari segala berkat. TUHAN tidak serta-merta bersabda kepada manusia yang telah jatuh, “Bertobatlah, karena kerajaan Allah sudah dekat!” TUHAN Allah pertama-tama memberkati kita terlebih dahulu dengan berkat-berkat yang tidak layak untuk kita terima. Udara, kesehatan, kestabilan dunia, dan lain sebagainya. Hal-hal ini adalah berkat-berkat Allah yang besar, yang sebenarnya tidak layak untuk kita terima!
Saya yakin, kita semua sebagai orang-orang yang bertheologi Reformed telah memahami secara intelektual mengenai pengajaran ini. Tetapi, bagaimana kita menerapkan pengajaran ini di dalam hidup kita serhari-hari?
Tugas kita sebagai penyalur anugerah umum Allah memiliki peran yang sangat penting untuk mempersiapkan hati orang-orang yang belum percaya dan menuntun mereka kepada pertobatan di dalam Yesus Kristus. Setidaknya ada dua jalan bagaimana anugerah umum digunakan Allah untuk mempersiapkan hati para pendosa untuk menerima keselamatan:

1. Anugerah umum mengingatkan pendosa akan Allah sebagai sumber segala berkat.
Hati nurani adalah suatu jenis penyataan diri Allah secara umum, tertulis di dalam hati setiap manusia karena semua manusia diciptakan di dalam keserupaan dengan Allah. Hati nurani adalah penyataan Allah yang bersifat apriori, ada sejak lahir tanpa melalui proses pengalaman manusia. Tetapi setelah kejatuhan manusia ke dalam dosa, hati nurani ditekan setiap waktu oleh natur manusia yang sudah rusak.
Sewaktu kita menjadi saluran berkat dalam kehidupan sehari-hari, kebaikan kita memicu kembali ingatan hati nurani orang berdosa terhadap kebaikan Allah. Kita tidak dapat mengontrol respons mereka, tetapi hal yang pasti adalah mereka menjadi ingat akan Allah, ingatan yang sudah lama tertimbun di dalam hati mereka. Kebaikan hati kita harus bersifat konstan, bukan semata-mata karena dipicu oleh acara-acara tertentu (seperti KKR). Dalam menjalankan hal ini diperlukan konsistensi dan ketulusan.

2. Anugerah umum memperkuat kesaksian Injil Yesus Kristus.
Kita memberitakan tentang Yesus Kristus yang berinkarnasi, menderita, mati, dan dibangkitkan dua ribu tahun yang lalu. Apa relasi antara hidup Kristus dengan hidup kita sekarang? Jika hidup kita tidak berpadanan dengan semangat inkarnasi, kasih pengorbanan, dan kemenangan terhadap dosa, bagaimana orang-orang bisa percaya dengan pemberitaan kita? Kita tidak boleh membiarkan disonansi kognitif terjadi pada orang yang mendengar berita Injil. Harus ada kesepadanan antara berita objektif yang kita beritakan dengan kehidupan subjektif yang kita paparkan.
Di dalam zaman yang semakin curiga terhadap agama-agama (khususnya kekristenan), kita harus menjadi saluran anugerah Allah – sebagai pemberita anugerah umum dan anugerah khusus. Dengan demikian, penyataan Diri Allah – baik di dalam anugerah umum maupun anugerah khusus-Nya – dapat dinyatakan seluas-luasnya dan sejelas-jelasnya kepada manusia berdosa sehingga orang-orang tak akan lagi mempunyai alasan untuk lari dari tantangan berita Injil ketika kita memberitakannya di dalam waktu TUHAN. Kita harus mempersiapkan jalan bagi kedatangan waktu TUHAN tersebut melalui seluruh kehidupan kita yang dipakai Tuhan untuk menyatakan isi hati Tuhan seperti Yohanes Pembaptis.

“Ada suara seorang berseru-seru: Persiapkan jalan TUHAN di padang belantara, luruskan di padang gurun jalan raya bagi Allah kita.”
Yesaya 40:3

Oleh Andi Soemarli Rasak

No comments:

Post a Comment